Apa yang Anda bayangkan saat menjadi orang tua dan memiliki anak untuk pertama kalinya?
Semua yang kita bayangkan sepertinya tidak bisa mewakili seperti apa rasanya menjadi orang tua yang sesungguhnya. Senang, sedih, susah, sulit, bahagia, segala rasa akan kita alami saat memulai dunia baru menjadi orang tua.
Bahkan saat pertama hamil pun, rasanya sudah berjuta rasa ya kan?

Kehamilan pertama saya selang 3 bulan setelah saya menikah. Bahkan di waktu yang terhitung singkat, rasanya seperti lamaaa sekalii ingin buru-buru hamil. Setiap bulan testpack padahal masih telat beberapa hari, saat ternyata hasilnya negatif, langsung sedih lhah, melow, khawatir dll. Maklum pengalaman pertama, heboh-nya masih lebay 😆😆
Saat akhirnya hasil yang ditunggu-tunggu datang, bahagianya benar-benar luar biasa. Karena ini kehamilan pertama saya, pengalaman dan pengetahuan juga masih minim, ajaibnya itu justru membuat saya bisa menikmati kehamilan tanpa beban perasaan apapun. Tanpa khawatir, tanpa perasaan was-was, seperti bocah polos lhah intinya. Alhamdulillah semua berjalan lancar, kehamilan yang rewelnya juga biasa saja, sekedar mual muntah pada umumnya. Saya juga tidak terlalu ngidam makanan tertentu, intinya tidak rewel lhah kehamilan saya yang pertama.
Pun tiba saatnya proses persalinan. Sedikit ada kendala karena bayi belum turun maksimal ke bawah, dan kontraksi hilang di bukaan keenam, akhirnya saya diinduksi. Rasanya aduhaii nikmatnya, syukur Alhamdulillah anak pertama saya lahir dengan lancar melalui proses persalinan normal.
Meski rasa kontraksi itu luarrr biasa, ajaibnya begitu bayi lahir ke dunia, hilang dengan tuntas segala rasa sakit itu. Benar-benar sampai sekarang saya masih amazing kalau membayangkan hal itu. Sesaat setelah melahirkan pun saya sudah senyam senyum membalas semua bbm (iya zaman anak pertama saya, instant messaging yang ngehits masih BBM).

Kehamilan kedua saya sempat mengalami miscarriage, begitu juga dengan kehamilan ketiga. Sempat memutuskan untuk rehat sejenak dari program hamil karena trauma dan perasaan sedih saya yang bagaimana mendeskripsikannya ya. Serasa dunia saya telah runtuh, tetapi saya harus tetap bangkit demi suami dan putri saya.
Dari pengalaman itu saya benar-benar banyak belajar untuk lebih bersyukur, lebih bersabar dan menikmati segala hal yang telah dianugerahkan kepada kami.
Alhamdulillah selang 3 bulan tanpa direncanakan, Alloh SWT mempercayakan kepada kami untuk memiliki buah hati kami yang kedua. Sungguh rencana Tuhan lebih indah dari pada rencana makhluk-Nya.
Kalau dulu anak pertama saya masih bekerja kantoran, anak kedua ini saya sudah full menjadi stay at home mom, jadi semuanya terasa baru lagi bagi saya. Mulai dari memandikan bayi, menidurkan dan semuanya 24 jam full saya lakukan sendiri, sungguh pengalaman yang luar biasa.
Menjadi orang tua sungguh suatu hal yang tiada habis jika dibahas satu per satu.
Pernahkah Anda merasa gagal menjadi orang tua yang baik? saya sering sekali merasa seperti itu. Putri pertama saya yang sekarang berumur 6,5 tahun bahkan masih sering salah dalam merangkai kalimat bahasa indonesia karena pola asuh saya yang salah. Iya, di zaman sekarang anak lebih sering terpapar gadget, begitu juga putri saya. Belum lagi kami menggunakan bahasa campuran, bahasa indonesia dan jawa. Jawa pun ada campuran Jawa ngoko dan kromo. Sedangkan lagu anak yang dia sukai kebanyakan berbahasa inggris, mungkin karena animasinya lebih bagus dan lebih menarik. Sehingga saat ini anak saya suka campur aduk bahasanya 😣😣
Sekarang saya sering buat aturan, jika ingin menonton tayangan kartun, pilih yang bahasa indonesia. Karena saya ingin anak saya juga mudah berkomunikasi dengan teman sebayanya yang semuanya pastinya menggunakan bahasa indonesia campur campur jawa hehe. Untuk bahasa inggris saya yakin, akan mudah dipelajari saat tiba waktunya nanti.
Anak kedua sebenarnya saya lebih santai, tidak terlalu ketat seperti anak pertama. Seperti contoh makanan mpasi, dulu was was banget takut ngasih gula garam, atau makanan-makanan semacam krupuk dll. Sekarang tidak terlalu parno, aturan sedikit longgar lah, biar anak tidak terlalu ringkih. Yang penting tidak berlebihan.
Saya juga masih perlu belajar banyak hal untuk menjadi orang tua yang baik. Yang pasti saya yakin setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya. Jadi apa pengalaman Anda yang paling tidak terlupakan saat belajar menjadi orang tua yang baik? Silahkan berbagi cerita Anda di kolom komentar 😊😊